Berkorban itu Keren


Ada 3 alasan :

  1. Berkorban itu membuat kita LESTARI. Sesuatu yang kita korban kan akan bersifat lestari dan bertahan lama. Oleh karena itu berkorban lah!

  2. Berkorban itu sumber KEBAHAGIAAN. Karena ada 4 hormon yng menimbulkan kebahagiaan : endorphin, dopamin, serotonin, oksitosin. Hormon oksitosin akan muncul ketika kita menolong orang lain, mengobati yang paling kita cintai untuk orang lain.

Ketika pasangan sedang berbicara lakukan teknik ini : HIM (Hmm, Iya tah? Mosok?)

  1. Berkorban itu pintu datangnya kebaikan2.

Konsep pengorbanan menurut Saya :

1. Harta

Terima Kasih, apa yang kita terima, kasih. Kalau jadi orang yang egois (terima saja), maka kita dijauhi makhluk hidup. Jika kita menjadi orang yang Terima lalu Kasih, maka keberadaan nya dicintai makhluk hidup.

Ada 2 sifat manusia : Mental Miskin (terima, belanja kan, sumbang kan sisanya) vs Mental Kaya (terima duit, sumbang kan dulu, baru pengeluaran nya menyesuaikan).

2. Tahta

Kalau punya jabatan delegasi kan ke anak buah. Pemimpin hebat itu, pemimpin nya jalan2, bisnisnya tetap jalan. Karena dia punya anak buah yang hebat, terbiasa mendelegasi tugas.

Untuk sukses dalam bisnis, kita harus bisa menyelesaikannya pekerjaan dan membentuk pemimpin-pemimpin baru

3. Ilmu

Ilmu kita berikan secara gratis, dikorbankan. Semakin kita membagi ilmu, semakin banyak ilmunya. Karena kalau mau bagi ilmu kan harus baca2 lagi.

Berkorban dengan memberi itu ternyata berbeda!

Berkorban itu harus memberikan yang kita cintai, ada perasaan kehilangan, tapi kemudian karena ada unsur cinta jadi  tulus jadi rela 🙂

4. Cinta

Cinta itu perhatian!
Buku berjudul GIVE AND TAKE oleh Adam Grant, membagi 3 orang :

  1. GIVER (suka memberi, suka berkorban) adalah orang-orang yang berusaha untuk memberikan kontribusi value (ilmu, peluang, dsb.) bagi orang lain, tanpa mengharapkan imbalan/balas jasa.

  2. TAKERS (suka ngambil dari teman) adalah orang-orang yang berusaha mendapatkan/mengambil value, tetapi jarang/ tidak memberikan kontribusi balik.

  3. Matchers (Gue ngasih elo kalau loe ngasih gue, kalau loe ngga ngasih gue, sorry kagak) adalah orang-orang yang berusaha mempertahankan keseimbangan antara memberi & menerima. Jadi jika saya berbuat baik kepada orang lain, saya berharap orang itu akan membalas perbuatan baik saya.

~ Orang yang hidupnya tidak sukses adalah GIVER. Tukang ngasih.

~ Orang yang hidupnya paling sukses adalah GIVER.

Orang yang hidupnya TAKER, hanya ngambil, ngambil, transaksional.

Orang yang mature, hidupnya rata-rata.
Kalau ingin hidup di atas rata-rata, jadilah GIVER.

Cuma resiko nya GIVER itu bisa menjadi orang yang di bawah rata-rata,yang mentalnya seperti lilin, mampu menerangi sekelilingnya tapi dirinya musnah, suka memberi tapi dirinya tidak belajar, tidak meningkatkan kapasitas diri, merasa di atas, merasa sombong, menolak kebenaran. Givers tipe ini rentan “diinjak-injak” atau diperalat oleh orang lain.

Givers yang di atas rata-rata, suka  memberi, meningkatkan kapasitas diri, rendah hati agar banyak ilmunya.

Berkorban itu seperti MEMANAH, jangan pernah berharap apa yang kita panah itu untuk kembali.

Mental nya to give

Filosofi kebaikan bukan NTAR, NTAR, NTAR tapi ENTER, ENTER, ENTER!

Segera lakukan, segera lakukan sekarang!

 

Korban kan apa yang kita cinta 💕

 

Suryatiningsih, OCA

Bandung, 11 September 2016

Selamat Idul Adha 1437 Hijriyah

Semoga Ibadah Qurban kita diterima Allah SWT
Disarikan dari acara I’M..POSSIBLE!

Pembawa Acara Merry Rinna

Bintang Tamu Jamil Azzaini – Inspirator Sukses Mulia


Leave a Reply