Sharing dari Sahabat Teh Oi di KAT


​Semakin Allah menitipkan sesuatu, semakin aku takut ta mampu mensyukurinya.
Teringat LCD pertama dgn dokter Andhyka yg sbgai pembicaranya.
Saat itu aku belum punya mesin. Setahun yg lalu aku sebagai penonton. Aku dan suami datang ke LCD beliau bersama hati yg penuh harap.
Semoga ini jawaban dari do’aku. Jawaban dari yang kuyakini.
“Di setiap kesulitan selalu bersamaan dengan kemudahan2”
Subhanallah…..

Jika teringat kembali masa itu. Aku selalu ta bisa membendung air mata haru.
Setahun yg lalu saat dimana aku duduk sambil berpegangan tangan dengan suamiku.
Di LCD itu aku sudah mendapatkan jawabanya sebelum memutuskan.
Beliau bilang dimulai dari sebuah kisah hidupnya.
Saat itu beliau masih duduk dibangku kuliah. Dan mengajukan proposal keinginanya untuk menikahi gadis impianya ke orang tuanya.
Propposal itu rupanya tidak di Acc orang tuanya. Menurut beliau ini adalah penolakan terberat baginya. 

Ahirnya duduk di sudut rumah sambil nangis. Sedih yang bukan kepalang.
Tp yg jd pertanyaan ?

Orang tuanya jelas sangat menyayanginya. Lalu kenapa keinginanya ta di acc
Rupanya..

Karna alasan sayang itulah pula. Orang tuanya ta mengabulkan.
Kenapa ????????

Disinilah hukum kepantasanya.
Sekelas orang tua yg penuh cinta dan kasih sayang merasa dok Andhyka yg kala itu masih duduk dibsngku kuliah. Dan belum punya pekerjaan. Akan mengambil amanah yg mesti dipertanggung jawabkan di dunia dan akhirat. Tentu saja orang tuanya lebih tau dok Andhyka belum pantas saat itu….
Begitupun dengan hukum langit………
Sering kali kita meminta.
Ya Allah berilah aku harta yg berlimpah….
Ya Allah berilah aku harta yg banyak.
Masalahnya…

Untuk apa semua itu ?

Akan dipake apa semua itu.?

Mau dibawa kemana semua itu.?
Karna Allah yg maha penyayang maha tau apakah kita sudah pantas atau tidak untuk diberinya.
Sungguh dalam satu ayat cintanya. Jika apa-apa yg diingini manusia selalu diberiNYA, maka dia akan melampoi batas.
Karna ujian terberat adalah kelapangan dan kemudahan.
Kadang kita sulit untuk mengingatNYA. Karna dibuai syurga dunia yg sebenarnya hanya fatamorgana.
Karna dengan pujian dan kehormatan kita menjadi sulit untuk mengenali kekurangan diri kita. Karna kita terlena dengan pujian dan kehormatan. Sehingga kita lupa untuk mengenali kekurangan diri kita dan lupa memperbaikinya.
Jadi kesimpulanya bukan masalah diberi atau tidak olehNYA. 
Tapi……

Sudahkah kita memantaskan diri untuk bersiap menerima amanah titipanNYA.
Karna bila belum pantas. Seperti anak kecil yg belum waktunya diberi uang yg banyak. 
Ketika diberi habisnya pun cepat.
Didalam tubuhku yg semakin menua. Sudahkah aku mendewasakan jiwaku.
Karna menjadi tua itu sudah pasti ta untuk menjadi dewasa adalah pilihan dan perjuangan.
Diberi atau tidak selalu adalah alasan kasih sayang Allah untuk kita.
Karna dia maha tau apa yg terbaik untuk kita.
Sekiranya dengan harta itu ( kelapangan itu) menjadikan dadamu lebih membusung. Lirik sana sini mata menjadi liar menangkap kupu2 malam
Bukan lagi kelapangan itu adalah kebaikan bagi kita. Tp cikal musibah besar.
Karna itu aku sangat takut ketika menerima semua ini tidak bisa memaksimalkan amanah titipaNYA dijalan yg diridhaiNYA.
Kembali lagi focus back to fitrah. 
Titik focus kita bukanlah soal diberi atau tidaknya.
Tapi mari kita sama2 focus memantaskan diri. Karna DIA akan memberi sesuai kepantasan diri
Salam penuh cinta dari uminya NaZiFa qoriatul mutmainah.
#InspirasiBundaHajar#

#SangMusafirSyafana#

#NextUmrah#


Leave a Reply