Rejeki Bisa Dibeli Part 1


Sambil anda mulai membaca kisah ini, mungkin anda ingin sambil menempatkan diri di posisi yang lebih nyaman…? Beberapa tahun lalu saya berkenalan dengan seorang kaya raya. Sepengetahuan saya, tidak kurang dari ini: 

  • memiliki travel umroh dan haji plus 

  • sekolah islam

  • membeli 10 kavling di komplek tempat tinggalnya lalu dirobohkan kemudian dijadikan masjid

  • 10 kavling lagi dibeli lalu dikontrakkan

  • toko herbal

  • yang tak kalah keren, beliau doktor 
    Beliau berkisah kepada saya, dahulu travel hajinya adalah travel haji biasa (sekarang haji plus) dan beliau sekaligus sebagai pembimbing haji disitu. Setiap rombongan haji berangkat tentunya beliau menyertai, tak terasa sudah belasan tahun berlalu.
    Suatu hari sang istri sakit, semakin lama semakin parah akhirnya harus dirawat di ICU. Bamun kondisi tak membaik dan akhirnya sang istri berpulang ke pangkuan Allah SWT. 
    Allahummaghfirlaha warhamha wa’afiha wa’fuanha.
    Dengan langkah penuh duka dan hati penuh luka beliau membawa jenazah sang istri pulang. 
    Beliau berkata, “Bayar mahal, tapi pulang bawa jenazah…” Yang penting memperbanyak berdzikir dan ikhlas, pasti ini yang terbaik.
    Setelah masa duka berlalu beliau iseng-iseng melihat tagihan rumah sakit almarhumah sang istri. Dan entah kenapa, pada saat itu beliau merasa Allah menggerakkan hatinya untuk mentotal semua tagihan. Dijumlah, ditambah, dapatlah angkanya, beliau menuliskannya di atas kertas itu. Beliau merenung, sebanyk ini rupanya biaya yang dihabiskan jika diri ini/keluarga sakit, bahkan walaupun keluar sebanyak itupun tetap saja kesehatan itu tak kembali, dan justru maut yang menghampiri.
    Beberapa saat berlalu, Allah menggerakkan lagi hatinya untuk membuka pembukuan keuangan travel hajinya. Mentotal, menjumlah, menghitung. Dan didapatkannya kaget setengah mati, bahwa stiap tahun dirinya menambahkan sekian rupiah kepada para jamaah haji sebagai “ongkos bimbingan” haji, dan dana tersebutlah yang memberangkatkan beliau belasan tahun sebagai pembimbing haji, total 300 juta lebih.
    Bukan itu yang membuatnya luluh lantak, melainkan pikirannya teringat tulisan di kertas tagihan rumah sakit istrinya yang beliau totalkan tempo hari. 
    Sekali lagi Allah menggerakannya untuk membuka lagi catatan itu. 
    Sambil anda membaca tulisan ini tentunya mungkin anda sudah menebak-nebak kelanjutan kisah ini…
    Ya benar… 

Sesuai dugaan anda,
ANGKANYA SAMA… 
Astaghfirullahal’adziim…

Istighfar seketika terucapkan berulang-ulang diirngi derai air mata. Rupanya kalkulator Allah lebih canggih, dan rupanya tipu daya syetan amatlah luar biasa halus dan tak kasat mata.
Taubatlah seketika beliau yang notabene orang berilmu namun Allah membuka mata dan hatinya untuk kembali ke jalan taubat.
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan merekalah orang-orang yang beruntung (humul mufli­huun). (AI-Baqarah: 5)
Bagaimana titik balik beliau sehingga menjadi sosok yang sukses kaya raya…? Tunggu part 2 ya… 🙂

dr. Angga Prasetya 

Mekkah, 8 Juli 2016


Leave a Reply