​Mas Alvin Joner JUARANYAAA !


Beneran deh momen LCD April 2016 itu selalu jadi momen yang MAHAL BANGET buat saya. LCD selalu berhasil membuka kembali semangat saya yang sudah mengerak. Dan untuk momen LCD kemarin adalah momen yang paling saya tunggu, karena saya sangat terinspirasi oleh sosok Alvin Joner sejak trip cruise bareng di tahun 2015. Dari situ saya mulai mengamati beliau lewat sosial media. Bagaimana cara dia mencitrakan diri dan menjalani bisnis ini dengan gaya anak-muda-banget. Tenang, enjoy, berasa banget deh FUN nya.

Dan kemarin saat LCD, terkuak lah sudah setiap rinci kisah hidup dan perjuangannya. Ah gilaaa. Salut banget!
Saya cerita dikit buat yang gak sempet dateng kemarin. Duh, sayang banget yaaa padahal :|:|:|
Alvin Joner lahir dan besar dari keluarga yang cukup miskin. Masyarakat Indonesia kebanyakan yang gak mudah untuk beli seragam baru, kaos kaki baru, bahkan penghapus baru untuk sekolah. Benar-benar BIASA dan gak ada yang spesial.
Kuliah dan ngekost di kota Bandung dengan gaya hidup mahasiswa kebanyakan yang hobi nongkrong, main game, dan asal-asalan menyelesaikan kuliahnya. Gak ada yang spesial.
Mas Alvin adalah orang yang sama seperti saya, dan juga Anda. Bagian dari Penduduk Indonesia yang menjalani hidup dengan bertahan dan berusaha untuk tetap bahagia dari hari ke hari meski uang pas-pasan. Minus malah.
Mas Alvin adalah orang yang sama seperti kita, yang hidup sangat tidak nyaman karena terbebani hutang. Dan untuk kasus Mas Alvin adalah kasus kebangkrutan orang tuanya yang membuat keluarga mereka harus menanggung hutang hampir setengah milyar.
Hidup punya hutang itu yaaa mau sedikit mau banyak, sama-sama gak enaknya, sama-sama gak bikin tenang. Dikit aja udah bikin penyakit. Apalagi ini setengah milyar bro! Amit-amit ya Allah saya mah jangan sampe 😐
Terjerat hutang lah yang membuat hidup Alvin Joner terasa sangat pahit dan perih. Sorry untuk kerincian pahit dan perihnya gak saya ceritakan di tulisan ini, kebanyakan hahaha 😂😂😂
Alhamdulillah saya jadi bersyukur banget kalau selama saya hidup gak pernah ngeliat orangtua sampe dikejar debt collector. Alhamdulillah saya jadi bersyukur banget kalau selama saya hidup gak pernah menyaksikan kenyataan Ayah sendiri harus jadi tukang tambal ban hanya untuk bertahan hidup. Alhamdulillah saya jadi bersyukur banget kalau selama saya hidup gak pernah ngelihat Ibu sendiri mencoba untuk bunuh diri saking gak kuatnya sama hidup. Alhamdulillah ya Allah… Alhamdulillah… Ngeri deh ngebayanginnya kalau saya dikasih hidup model begitu 😭
Saya, dan masalah hidup yang saya punya memang gak seberat masalah hidupnya Alvin Joner. Masalah hidup Anda pun pasti beda. Karena Tuhan Yang Maha Luar Biasa memang bisa banget memberikan skenario dan design hidup yang berbeda untuk setiap diri kita.
Tapi satu hal yang sama, kesemuanya adalah CARA TUHAN untuk mendidik dan mengasah kita menjadi manusia yang lebih baik lagi, manusia yang lebih bahagia dan berlimpah dari yang sebelumnya.
Kuncinya ada di KESADARAN diri kita akan pesan Tuhan dan cara Tuhan tersebut ingin mengangkat harkat derajat dan martabat hidup kita. Itu yang saya pelajari dari kisah hidup mas Alvin di LCD kemarin.
Masalah kita bisa beda. Masalah Anda yang lebih berat, atau masalah Anda yang lebih ringan. Gak peduli dengan itu! Hal yang penting adalah bagaimana Anda KELUAR dari masalah yang satu dan bersiap menyelesaikan masalah yang lainnya.
Kalau hidup masih selalu punya hutang, susah banget ngajak keluarga jalan-jalan, gak punya teman dan lingkungan yang membuat Anda nyaman sebenar-benarnya nyaman, dan tidak pernah merasa ada waktu untuk tenang dan menikmati bahagia…. Ada yang salah dengan hidup Anda. Benar-benar ada yang SALAH. Iya gak sih. Hidup kok yak gak ada perubahan.
Hal yang lebih parah lagi adalah ketika kita tidak bisa keluar dari masalah lalu kita menyalahkan ORANG LAIN atas segala susah gundah dan perihnya hidup kita.
Kita sibuk menyalahkan orangtua yang sudah membesarkan kita. Kita sibuk menuntut pasangan atas kebahagiaan kita. Kita repot menyalahkan anak atas segala gerak langkah kita. Kita asik menjadikan tim kerja, upline atau downline sebagai kambing hitam atas ketidakberhasilan diri kita.
Wait, kalau sudah begini… Benar-benar ADA YANG SALAH dalam diri kita. Bukan orangtua, suami/istri, anak, teman, lingkungan atau bahkan Tuhan sekalipun.
Ini yang betul-betul saya pelajari dari Alvin Joner di LCD kemarin. Bagaimana akhirnya dia yang dulunya egois dan berfokus pada orang lain atas segala ketidakbahagiaan hidupnya mengubah SUDUT PANDANG menjadi pemain utama dan pemegang kendali atas nasib hidup dirinya sendiri.
Tentu itu sangat amat tidak mudah. Ada sifat dan sikap yang diubah secara total sesuai intruksi dari Tuhan di setiap kejadian hidupnya.
Ini yang sangat berhasil bikin saya terkeplak hingga lebam. Ini yang berhasil membuat saya merasa pilu karena selama ini saya lebih suka menyalahkan pihak luar atas segala ketidaktercapainya impian dan target saya.
Saya, seorang istri yang sudah memiliki satu anak. Kerap marah dan kecewa pada suami dan anak atas segala keterlambatan saya menuju impian yang saya tulis.
Ahh saya salah besar. Saya sadari dan saya rasakan sekali bahwa orangtua, pasangan, anak, keluarga besar, teman dan sahabat, serta segala yang Allah hadirkan dalam hidup saya, kelebihan dan kekurangannya adalah perangkat untuk saya menjadi hebat dan berhasil dengan design hidup saya sendiri.
Sepulang LCD, hal yang pertama saya lakukan adalah mencium dan memeluk erat suami dan anak saya.
Terima kasih Ayah, atas segala kesabaran dan pengorbanan yang sudah Ayah berikan untuk Bunda hingga Bunda di titik yang sekarang. Gak tau deh kalau bukan Ayah yang jadi suami Bunda. Bunda gak akan belajar banyak. Bunda gak akan jadi kayak Bunda yang sekarang. Maafkan Bunda yang selalu menyalahkan Ayah dan menuntut Ayah begini begitu padahal yang paling harus Bunda ubah dan urus adalah sifat dan sikap Bunda sendiri. Maafin ya Ayah. Maafiiiin 😭😭😭
Anin, maafkan Bunda ya nak. Bunda masih kurang sabar dan belajar untuk jadi Ibu yang nyaman dan aman untuk kamu Nak… Maafkan Bunda ya Nak, maafkan 😭😭😭
Dan pada sesi paling terakhir di LCD kemarin, saya benar-benar memanjatkan doa dan kembali menggali impian-impian saya sambil berurai airmata. Impian untuk membahagiakan keluarga dan menjadi yang terbaik untuk mereka.
Terima kasih mas Alvin. LCD kemarin beneran PETJAAAH KELAS ! Semoga mas Alvin dan keluarga diberikan kebahagiaan yang tidak ada habisnya dan rezeki yang semakin berlimpah.
Terima kasih sudah melecutkan lagi semangat 3000 jiwa yang hadir di megahnya auditorium Sabuga.
Salam hormat saya,

Asri Fitriasari

Salahsatu peserta LCD yang siap berjuang untuk terus berbenah diri dan ikut membuktikan KUASA TUHAN bagi mereka yang taat menjadi hamba yang paling bermanfaat di dunia.

Aamiin.


Leave a Reply